Featured Slider

Monday, April 13, 2015

Informasi Bisnis Sistem MMBC tours & travel agent online Cabang Jayapura Papua






  


Business information systems MMBC tours & travel agent online ..... ?

The list yourself as an agent and get cool android 10 registration bonus
first
more info:
                         BB Pin : 
5AF13914  ( NEW ) 
                        Hp No : 085244442561


Ingin Punya Usaha bisnis sistem tours & travel MMBC agent online ..... ? 

Daftar  kan diri anda menjadi agent dan dapatkan bonus android keren 10 pendaftaran pertama
  info lebih lanjut :
                         Pin BB : 
5AF13914 (new)                                             No Hp :  085244442561

Paket Dieng Si Kunir Wonosobo Jawa Tengah

















Package Tours Dieng Plateau Si Kunir Hill  ( Wonosobo Jawa Tengah )
  •  Start from Jogja at 2 am for 1 day 1 night.
  Yogyakarta > Sikunir Hill

-        Transport round-trip
-        Tent
-        Entrance ticket Sikunir
-        1 times Eat

                  Towards Sikunir beautiful hill to see the sunrise behind Sindoro mountains                               Wonosobo and to get a beautifull view from plantation community. 
  •  Rp. 200.000,- / person – Min : 7 person


Friday, June 21, 2013

MIRROR



CERMIN



cermin tak pernah berteriak;



ia pun tak pernah meraung, tersedan, atau terhisak,

meski apa pun jadi terbalik di dalamnya;

barangkali ia hanya bisa bertanya:

mengapa kau seperti kehabisan suara?








I was very familiar song

AKU MASIH SANGAT HAFAL NYANYIAN ITU 



Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita
bersama
Sejak kita di sekolah rakyat
Kita berebut lebih dulu
menyanyikannya
Ketika anak-anak disuruh
Menyanyi di depan klas
satu-persatu
Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak
menyanyikan lagu itu
bersama-sama

Sudah lama sekali
Pergaulan sudah tidak
seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau
tersihir pesona dunia
Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat
hafal nyanyian itu, sayang
Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya
kembali
Bersamamu

Indonesia
tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu
dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan
bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup
mata

Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian
dan dendam
Serta maraknya rasa tega
Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu
Kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada
sendu
Indonesia air mata kita
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu
dihina-hina bangsa
Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan
dunia
Tempat bertarung merebut kuasa
Sampai entah kapan
akhirnya
Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi
bersama lagi
Lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti
dulu

THE COURT


PERADILAN RAKYAT


Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?

State brawl part 1



NEGERI TAWURAN 


Hidup di negeri tawuran adalah gambaran sekelompok orang yang sedang marah,
bagai segerombolan anak berseragam sekolah yang berlari di jalan raya tanpa arah,

berteriak dan sumpah serapah menggebuki teman sesama dengan pongah,
namun, mereka tak tahu, "mengapa tindakan ini harus terus diperjuangkan dengan berdarah-darah?

Hidup di negeri tawuran adalah gambaran sekelompok orang yang tak puas,
membakar tempat ibadah kelompok lain dengan penuh beringas,
menempuk dada sebagi kelompok mayoritas untuk menikam kelompok minoritas,
namun mereka tak tahu, "mengapa sesama iman harus diliputi purbasangka yang terus-menerus memanas?"

Hidup di negeri tawuran adalah gambaran sekelompok orang yang sarat kepentingan,
mereka memaksakan kehendak tanpa peduli harus melanggar tatanan,
jika kepentingannya tak tersampaikan, mereka akan melabrak siapa saja yang tak sejalan,
namun mereka tak tahu, "bukankah yang mereka lakukan tak berbeda dengan preman?"





hero diponegoro


DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang 

erotic



SAJAK CINTA 



cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya
cinta romeo kepada juliet si majnun qais kepada laila
belum apa-apa
temu pisah kita lebih bermakna
dibandingkan temu-pisah Yusuf dan Zulaikha
rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam
dan Hawa
aku adalah ombak samuderamu
yang lari datang bagimu
hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
aku adalah wangi bungamu
luka berdarah-darah durimu
semilir bagai badai anginmu
aku adalah kicau burungmu
kabut puncak gunungmu
tuah tenungmu
aku adalah titik-titik hurufmu
kata-kata maknamu
aku adalah sinar silau panasmu
dan bayang-bayang hangat mentarimu
bumi pasrah langitmu
aku adalah jasad ruhmu
fayakun kunmu
aku adalah a-k-u
k-a-u
mu

Monday, May 20, 2013

character time elementary school

sedikit mengutip kenangan aja kangen ama karakter mereka waktu kecil yaa hanya kusek2 untuk menghilangkan boring aja so ....mereka adalah teman2 yang luar biasa yaa masih bnyak yg  blum ada foto dikarenakan masih susah kontek mereka , mungkin aja agak sedikit seibuk yaa dengan kegiatan mereka yaa ga apalah  yang ada aja juga ga papah ....



Adhadiat Satya Nugraha
slalu bawa air minum
gaya rambut blateng
kain celana SD beda sndri dgn yg lainnya :p
MOST WANTED oleh para cewe2

Mirza Ananda Pasaribu
bawa air minum trus ke sklh
baju selalu rapi, jarang skali liat dy pu baju klluar dri dalam celana
slalu di antar n dijemput sma kakak2nya kalo mo ke skolah ato les primagama
ban pinggang warna coklat
pintar dan rajin
paling sering dapat ganggu dari Novalin Silalahi, Maha Putri Poedjo, & Maria Selviana kalo pas lagi belajar gtu lol
ekxpresi wajah & gaya lari paling lucu sudah kalo lagi main benteng :p

Dwi Putra
tra prnah pake dasi ato topi SD ke sklh kcuali upacara hri senin, itupun kalo dy masuk upacara, lol
paling rusak skli, kapla ganggu anak2 cewe :p
ada2 sja tingkahnya lol ,,,
sering bermasalah dengan anak2 B

Adji Kusuma Wardana
pling cengeng n cupu d skolah :p
rumahnya jdi mabes main PS
suka ibu guru nababan :p

Kristo Pizarro Michelle Aronggear
bos d kelas A, trada yg brni macam2 dgn dy lol
suara paling bagus sudah, trada yg bisa blok :p
pernah baku marah dengan ibu siska lol

Sadam bulass Loji
slalu pake dasi SD miring :p
selalu dengan sangat bangganya cerita tentang senggi :p
bicara paling banyak dan paling banyak tanya

Novalin Silalahi
laki2 1kelas takut sma dy krna dy pu cubitan maut lol
lengan baju seragam SD slalu pendek2, bkin tong laki2 tmbah gumen sma dy, :p
sering duduk sebangku sama Maria Selviana d kelas

Prawiro Harjo
SELALU PAKE TOPI DIMANAPUN DAN KAPANPUN
laki2 terputih ka pa di SD. putih kayak mayat :p
selalu ikut Adhadiat Sayta Nugraha kemana dy pergi. dong 2 macam adik-kakak sj, lol kapla panipuu eee




Syarqiah Podungge
cewe pertama yg kasi sa hadiah valentine. dy kasi sy diam2 tnpa ada yg tau. sa smngat jga ale :p
laki2 1kelas juga smw takut sama dy, kecuali Kristo Pizarro Michelle Aronggear lol

Asri
slalu pake rok panjang
kadang2 tertawa kaget2 n besar dalam kelas, :p

Grace Davina Demetouw
slalu pake rok panjang
pernah bawa hp Nokia 3310 ke skolah. ana2 udik main game snake & game peswat2 tuh (lupa namanya)
rumah paling dekat dengan skolah, :p

Yanny Paula Matesih
 suara paling pelan dan halus skli d kelas :p

Andhika
anak yg paling mandiri sudah, krna su bisa bayar listrik n air rumah sendiri pas msih kelas 1 SD

NOVITASARI
cewek terputih d sekolah
pake gelang banyak skli d tangan
laki2 banyak yg suka dia lol
model sepatu paling beda dari yang lain, :p

Maha Putri Poedjo
cewek paling cool
cuek2 sma orng yg baru kenal
bicara cepat juga
dy pu cubitan maut jga ale lol

Vindy Puspitasari
gaya jalan paling seksi
loyo2 skli, :p
kdang2 otak error, bicara jdi tdk nyambung lol





 ........................................................................................................................................





1.pas upacara baru pertama kali ibu ni wayan berdoa pake bahasa bali gtu, "Ooohhhmmm... Santi.. Santi.. Ohhhhmmm.." lucu jdi krna su tra bisa tahan2  jdi smw pica ketawa2 lasng ee, hahaha
 kaget gini pas selesai berdoa ibuguru agama kristen protestan marah tong baru.... krna ibu dy tratau sapa yg tertawa tdi ( ato mngkn bingung, telalu bnyak jdi, lol)mkanya ibu dy pergi jewer Andrey pu telinga lgi d upacara, kebetulan dy d barisan paling depan jdi, wkkwkwkwkk aibon bangeeetttt dah, hahahha 


2.wktu tugas kesenian gitu tong (Andrey, mirza, dede, wiro, adji, ito, sadam) bikin lukisan gitu, tpi dari kain, gambarnya anjing putih, backgroundnya warna coklat kejihau2an gtu, wkwkkwkw
trus tong ke penjahit barokah tuh cuma untk minta dia utk jahitkan gambar anjing tuh d kain backgroundnya. trus tong telat ke kelas bru buguru IPS, nemia pu kaka tuh, buguru siska, larang tong masuk kelas baru anak2 gugup smw krna ibu dy ancam gtu klo akan d laporkan ke kepsek. Itu ana2 pu gugup apa, hahahha ...., hahahha

3.main ps di aji pu rmah smpe tra dgr bunyi lonceng, eh pas blik gni klas sepi, trnyata tong klas gbung dgn kelas B untuk ulngan PPKN... sking tkutnya untuk msuk, tong bla krja dri klas A smbil psang telinga dgr soal yg bu guru baca..wkwkwkwkwk

4.cerita lucu : WIRO
wktu itu pas ada ujian ips yg ngajar nemia pu kk buguru siska... bru ujian bgni z lngsung rasa boker e..... ale sdh tra pk lm lg teken ujian smbarang sj trus kumpul, ank2 dong hran e z pntar skali bs krjakan ujian cpt skali... hahahahahaha sdah slesai kumpul z lngsung mnuju wc blkng tp tra twnya orng yg jg wc blg wc lg rusak.... yeskon eeeeeeeeeeee mcm bdn loyo lngsung.... sdah z lngsung mnuju blik k klas blng dede nmpg boker d dapu rmh... tmn2 dong smua ktawa e... dede ada smentara ujian bru z tggal pksa2 dede trus... akhirnya dede jg teken ujian smbarang hahahahahahhahaa.... yo bgitu bru z & dd mnuju da pu rmh untk boker... wkwkwkwkkwkw

5.anjrit dlu sp yg tipu tonk 1 kls e...??? da blng ada mw kas tw rhasia bsr, pas jam istirahat tonk smua dpt suruh kumpul d tmpat tonk main tali masuk... bgini da bisik e zzzzzzz z pu rahasia tp kam jgn blng sp2 e... ank2 blng io... bru da blng rahasia bsar tu 'bsok hr kamis'...... hahahhhahaahahahahhaahahahahhaahahah

6. cerita lucu : wiro
main benteng terlalu asik smpe z tra sdr injak tai smpe d kls z kas brsih d dpn kls e.... pas buguru diana blng ada bau2 tai, ank2 blng tu z pu krja... wkwkwkwkwkkw ale drpd dpt mrh dr buguru z lngsung bkin muka aibon angkat tai pk tangan buang jauh2..... jisssssssss anjonkjenk skali.... aibon beud.... kwkwkwkwkwkwkkwkwkwwkkwkw 

7. hahahaahahhahaahhahahahahhaahhahahaah pas hr valentine gladis ktkan cnta sm dede smpe pnjat2 pohon.... hahahahahahahhahha gokil tu dede pu cnta prtama k wkwwkwwkwkwkwkwkwwkkw 




9. Andrey kencing celana lol:
wktu itu sa msih ingat pas kelas 1 SD hari sabtu, pke baju pramuka, hehee... tong kelas di kelas paling ujuuuuuuuuuuunng eeee dekat pak guru Irarya pu rumah tuh. bru pas jam terakhir tdk ada guru yg ngajar. sa juga agak lupa klo sa yg jdi ketua kelas ato bukan, tpi intinya tuh sa mcam d tugaskan untuk kasi tenang anak2 gtu. akhirnya sa brusaha kasi kelas tenang gtu, su tau to ana2 SD pu kelakuan kalo trada guru, ckckkckk.... ada anak satu, dy nama Yogi, tinggal d prumnas 3. dy nih paling susah di atur skli... dy tinggal lari2 keliling kelas... sa kejar dy juga tpi sa tra dapat.. akhirnya sa ambil dy pu tas baru sa injak2, hahaa.... anak lsg duduk rapi di bangku baru lipat tangan di meja n tempel testa d meja baru cigi menangis eee, hahaha.... sa smangat juga wktu krna bisa kasi tertib dy, ckckckkk.... kaget gini dy pu bapak ada tunggu dy d luar, mo jemput krna su jam terakhir to... aleee... itu dy bapak liat yogi menangis dan langsung pace masuk dalam kelas bru tnya siapa yg bkin dy anak menangis... ana2 smw tunjuk ke saya (aibon jga tuh, ckkckc)... itu dy pu bapak lsg panggil sa keluar bru dy pu bapak marah saya eee... alee... krna saking gemetar n gugup dan akhirnya tiba2 air kencing kluar ee, hahaha... sungguh mati, itu mcam sa badan malas lsg eee... akhirnya sa yg kembali duduk rapi di bangku baru lipat tangan di meja n tempel testa d meja baju cigi menangis, hahhaa...rusak oooo, ckckckckk








 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mmbc Permata Jaya Tour Travel Cabang Jayapura Papua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template | Distributed By: BloggerBulk
Proudly powered by Blogger